| ![]() |
![]() Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafii atau lebih dikenal dengan nama Imam Al-Ghazali ![]() Ia dikenal sebagai seorang ulama, filsuf, dokter, psikolog, ahli hukum, dan sufi yang sangat berpengaruh di dunia Islam. Selain itu, berbagai pemikiran Algazel--demikian dunia Barat menjulukinya--juga banyak mempengaruhi para pemikir dan filsuf Barat pada abad pertengahan. Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali sungguh fenomenal. ''Tak diragukan lagi bahwa buah pikir Al-Ghazali begitu menarik perhatian para sarjana di Eropa,'' tutur Margaret Smith dalam bukunya yang berjudul Al-Ghazali: The Mystic yang diterbitkan di London, Inggris, tahun 1944. ![]()
|
![]() Di era kekhalifahan, peradaban Islam memiliki sederet dokter terkemuka. Berkat jasa para dokter Muslim di masa keemasan, dunia kedokteran modern bisa berkembang pesat seperti sekarang. Pada abad pertengahan umat Islam memiliki al-Zahrawi, seorang ahli bedah nomor wahid. Kini, di millenium baru ini, Islam pun memiliki dokter bedah yang tak kalah hebatnya. Dokter Muslim yang diakui dunia itu bernama Mehmet C Oz. Ia merupakan dokter bedah paling populer Amerika Serikat (AS). Kiprah gemilang Oz sebagai ahli bedah jantung di AS diakui Majalah New York. Sejak 1996, nama Oz selalu bertengger dalam jajaran Top Doctor di Majalah New York. Pada 2008, ia ditabalkan sebagai 100 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Times. Oz adalah seorang guru besar Ilmu Bedah Jantung pada Columbia University. Dia juga tercatat memimpin Heart Assist Device Program.
|
![]() Salah satu sumbangan yang diberikan keempat dokter Muslim bagi dunia kedokteran modern adalah dalam bidang urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Keempat dokter Muslim itu mengkaji dan membahas tentang urologi dalam buku kedokteran yang mereka tulis. Prof Rabie E Abdel-Halim dalam tulisannya bertajuk Paediatric Urology 1000 Years Ago, mengungkapkan keberhasilan dunia kedokteran Muslim pada 1.000 tahun silam dalam bidang urologi.
|
![]() ![]() Kitab yang menjadi rujukan Copernicus itu bertajuk “Kitab Nihayat Al-Sul Fi Tashih al-Usul”. Itu berarti, pemikiran al-Shatir telah mempengaruhi Copernicus. Siapakah al-Shatir sebenarnya? Ilmuwan Muslim itu bernama Ala Al-Din Abu'l-Hasan Ali ibnu Ibrahim ibnu al-Shatir. Ia merupakan seorang astronomer Muslim Arab, ahli matematika, ahli mesin teknik dan penemu. Ibnu Al-Shatir merombak habis Teori Geosentris yang dicetuskan Claudius Ptolemaeus atau Ptolemy (90 SM– 168 SM). Secara matematis, al-Shatir memperkenalkan adanya epicycle yang rumit (sistem lingkaran dalam lingkaran).
|
![]() ![]() Allah menciptakan penyakit, Allah pula yang menyembuhkannya melalui seorang perantara, yaitu dokter. Dokter dipercaya menjadi seorang khalifah oleh Allah, untuk membantu menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Nidai, seorang dokter di abad ke- 16 M pernah mencoba memberikan nasihat kepada rekan-rekannya sesama dokter. Ia meminta kepada mereka untuk tidak berbangga diri karena berhasil menyembuhkan pasien. Menurutnya, seorang dokter harus percaya bahwa kesembuhan datangnya dari Allah. "Jangan katakan saya telah menyembuhkan pasien, sebab asumsi itu adalah dusta".
|
Mahmoud adala sosok yang selalu ingin menemukan topik baru untuk dibicarakan. Ia selalu memiliki ide dan teori baru dalam pikirannya dan tidak keberatan membaginya dengan siapapun yang mau mendengar. Tumbuh besar sebagai pemeluk Islam di New Jersey, AS, ia pun tak ubahnya seperti murid lain di sekolah Umum yang selalu menantang guru-gurunya. Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Teknik Antariksa di Universitas Rutgers, New Jersey. Otaknya yang selalu aktif akhirnya menuntunnya mengambil proyek desain tugas akhir unik, disusul mendapat beasiswa magang di Nasa, hingga memperoleh kesempatan karir tak kalah unik. ![]()
|

Ia terlahir pada era kejayaan Kekhalifahan Abbasiyyah. Ibnu Maskawaih adalah seorang keturunan Persia, yang konon dulunya keluarganya dan dia beragama Majuzi dan pindah ke dalam Islam. Ibnu Maskawaih berbeda dengan al-Kindi dan al-Farabi yang lebih menekankan pada aspek metafisik, ibnu Maskawaih lebih pada tataran filsafat etika seperti al-Ghazali.
Sejarah dan filsafat merupakan dua bidang yang sangat disenanginya. Sejak masih muda, ia dengan tekun mempelajari sejarah dan filsafat, serta pernah menjadi pustakawan Ibnu al-‘Abid, tempat dia menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat pergaulannya dengan kaum elit.
0 Komentar | dibaca 637 hits - Baca Lanjut

Tidak ada komentar:
Posting Komentar